Islam Maniak

Cinta Ilahi Bersemi Pada Utusan Sejati

 
"Welcome......Assalamu'alaikum"
Jam
Get Free Shots from Snap.com
Tuker Link

Copy kode di bawah masukan di blog anda, saya akan segera linkback kembali

Islammaniaku

Hadist Jihad
Diriwayatkan dari Abdullah bin Amr ra. : aku pernah mendengar Nabi Muhammad Saw bersabda, "orang yang mati karena mempertahankan harta miliknya adalah syahid".
Bertani di Surga
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. : Suatu ketika Nabi Muhammad Saw menceritakan (sebuah kisah), dan seorang Arab badui duduk di hadapannya. Nabi Muhammad Saw berkata, "salah seorang penghuni surga memohon kepada Allah mengizinkannya mengolah lahan pertanian. Allah bertanya kepadanya, 'bukankah kamu sekarang ini tinggal di dalam kesenangan-kesenangan yang kamu inginkan?' ia menjawab, 'ya, tetapi aku ingin punya lahan pertanian'". selanjutnya Nabi Muhammad Saw bersabda, "ketika (Allah memberi izin) orang itu menaburkan berbagai benih, tanaman pun tumbuh besar, matang dan telah siap untuk dipetik. begitulah dalam waktu sekejap tanaman itu sama besarnya dengan sebuah gunung. Allah berkata kepadanya, "wahai anak Adam, ambillah dan petiklah; tiada yang akan mengenyangkanmu"'. mendengar kisah itu, orang Arab Badui yang duduk di hadapan Nabi Muhammad Saw berkata, "orang itu kalau bukan dari Quraisy pastilah dari Anshar, karena mereka adalah petani, sedangkan kami bukan". mendengar ucapannya, Nabi Muhammad Saw tersenyum.
Jihad Kaum Perempuan
Diriwayatkan dari Aisyah ra., Ummu Al Mu’minin : aku berkata, “ Ya Rasulullah ! Menurut pertimbangan kami , jihad adalah perbuatan yang utama. Haruskah kami ikut berjihad?”. Nabi Muhammad Saw bersabda, “jangan ! Jihad terbaik (untuk kaum perempuan) adalah haji mabrur”.
Live Traffic
Membela Kesucian Rasulullah
Rabu, 18 November 2009

Akhir-akhir ini banyak usaha-usaha permusuhan terhadap Islam dan Rasulullah saw. Sejak dari awal sudah ada persekongkolan atau konspirasi yang bekerja melawan Islam serta Yang Mulia Rasulullah saw tetapi karena Allah akan menjaganya dan ada janji bahwa Allah Taala akan terus melindungi (Islam dan melindungi Rasul- Nya) karena itu segenap upaya–upaya perlawanan menjadi gagal. Dan bagaimana kita menyikapi permusuhan dan pelecehan terhadap Rasulullah dan juga Islam??

“Dan tidaklah kami mengutus engkau melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.” (Al Anbiyaa, 21:108)

“Sesungguhnya Allah dan para Malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman! Ucapkanlah shalawat untuknya dan mintalah selalu doa keselamatan baginya. Sesungguhnya, orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah mengutuk mereka di dunia dan di akhirat, dan Dia menyediakan bagi mereka azab yang menghinakan.” (Al Ahzaab, 33:57 – 58)



Akhir-akhir ini sedang terjadi satu gelombang kemarahan diseluruh negara-negara Islam, dan sedang terjadi juga reaksi dari setiap ummat Islam akibat dimuatnya karikatur yang sangat tak senonoh di surat-surat kabar, baik di Denmark maupun di beberapa negara Barat, yang membakar dan melukai perasaan ummat Islam. Betapapun juga, atas tindakan para penentang Islam itu memang hendaknya harus ada reaksi secara alami, tetapi tanggapan kita tidak pernah dalam bentuk demonstrasi atau pemogokan, dan tidak pernah pula dalam bentuk tindakan pembakaran-pembakaran dan tidaklah melakukan pemogokan-pemogokan, pengrusakan dan pembakaran bendera sebagai obatnya.

Pada zaman ini, beragam penganut-penganut agama lain juga, serta dunia Barat tengah melakukan penyerangan kepada Islam dan pendiri Islam Yang Mulia Rasulullah saw. Pada saat ini barat sebenarnya tidak memiliki minat maupun perhatian kepada agama; mayoritas mereka telah sibuk dengan permainan dan kesenangan dunia, mereka terlibat sedemikian rupa di dalamnya sehingga — baik mereka itu beragama Islam, Kristen atau agama lain yang mereka anut — agama mereka itu tidak mereka perdulikan lagi; mereka sama sekali tidak ada lagi hubungan dengan itu. Mayoritas mereka penghormatan akan kesucian agama telah hilang sama sekali, bahkan beberapa hari yang lalu juga ada sebuah berita, barangkali dari Perancis, yang mengatakan bahwa kami punya hak jika kami menghendaki – nauzubillah- kami bisa membuat karikatur Tuhan — Jadi, perihal kondisi orang-orang itu, inilah yang telah terjadi. Oleh karena itu, kini perhatikanlah, orang-orang yang membuat karikatur ini, yang telah melakukan perbuatan yang sangat tidak senonoh, sebagaimana yang mereka ini fahami dan reaksi yang timbul dari dunia Islam.

Dari kalangan mereka, banyak sekali para penulis yang menulis bahwa reaksi ini merupakan bentrokan atau clash antara masyarakat Islam dan demokrasi sekuler Barat padahal ini tidak ada kaitannya dengan masyarakat atau kemasyarakatan — kini mayoritas dari mereka, sebagaimana saya telah katakan, akhlak mereka telah ‘beterbangan’, atas nama kebebasan tengah dilakukan upaya-upaya yang tidak mengenal rasa malu, yakni perasaan malu kurang lebih telah hilang sirna. Singkatnya, atas hal itu pun, dari kalangan mereka sendiri pun, ada sebagian penulis-penulis yang baik sedemikian rupa atau orang-orang yang mencintai keadilan telah menyatakan bahwa paradigma atau pandangan yang mengatakan bahwa jika reaksi ini dinamakan sebagai bentrokan antara Islam dan demokrasi sekularisme Barat, itu adalah salah — Robert Fisk, yang notabenenya seorang kolumnis Inggris, dengan cukup berpegang pada prinsip keadilan telah menulis seperti itu.

Seorang warga Denmark sebelumnya telah menulis bahwa sedang terjadi sebuah bentrokan antara masyarakat Islam dengan demokrasi sekuler Barat, maka berkenaan dengan itu sang kolumnis Inggris tersebut menulis bahwa ini sama sekali salah, ini bukanlah bentrokan antara kebudayaan dan sekularisme; dia menulis bahwa ini bukan pula merupakan persoalan kebebasan ber-ekspresi, kebebasan mengemukakan pendapat. Persoalan sebenarnya adalah bahwa menurut akidah orang orang Islam, Allah secara langsung menurunkan ajaran- ajaran-Nya kepada nabi dan nabi itu adalah interpreter atau ‘penyambung lidah’ Tuhan di muka bumi, sedangkan orang orang ini (Kristen) menganggap (kini penulis Kristen ini tengah menulis) bahwa para nabi dan para wali, akibat ajaran-ajarannya tidak seirama dengan pandangan baru hak hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan, telah hilang ditelan kegelapan sejarah sedangkan orang-orang Islam menganggap bahwa agama itu sebagai bagian dari hidup mereka dan meskipun adanya perjalanan berabad-abad dan adanya berbagai perubahan- perubahan, namun pemahaman mereka tetap bertahan; sementara kita — kata sang penulis — agama itu secara praktis telah kita pisahkan dari kehidupan. Oleh karena itu, ini bukanlah merupakan perbenturan (clash) antara Kristen dengan Islam, tetapi kini kita tengah bicara tentang pertarungan antara Islam dengan sekularisme Barat/budaya barat atau kebarat-baratan (yang cenderung menjauhi agama, bukan orang Barat) – Atas dasar pemikiran ini, juga kita pun menghendaki, karena kita bisa mencemohkan para nabi kita sendiri dan ajaran-ajaran mereka, maka akhirnya terhadap agama-agama lain kenapa tidak?

Kemudian dia menulis: apakah sikap ini sedemikian rupa diambil tanpa pemikiran yang matang? Dia mengatakan: saya masih ingat, sekitar 10 atau 12 tahun yang lalu dirilis sebuah Film berjudul The Last Temptation of Christ, di mana terjadi protes yang sangat keras karena Nabi Isaas diperlihatkan dalam keadaan yang patut menuai kritikan saat bersama dengan seorang perempuan; dan di Perancis seseorang yang tersulut emosinya membakar sebuah gedung bioskop dan juga ada seorang pemuda Perancis terbunuh. Apa maksudnya kejadian ini? Disatu sisi, ternyata kalangan kita sendiri juga tidak dapat bersabar maupun memperlihatkan toleransi atas penghinaan terhadap agama, namun di lain pihak kita pun berharap supaya orang-orang Islam, atas dasar kebebasan berekpresi, dapat memberikan toleransi terhadap disiarkannya karikatur-karikatur yang merupakan hobi murahan — Apakah ini sikap yang benar? Karenanya, apabila para pemimpin Barat mengatakan bahwa mereka tidak bisa melakukan pembatasan terhadap media maupun kebebasan berekpresi, maka saya menjadi tertawa geli karenanya .

Sang penulis berargumentasi bahwa jika sebagai ganti karikatur-karikatur yang dipersengketakan itu diperlihatkan seorang pendeta Yahudi dengan sebuah bom di atas kepalanya, apakah tidak akan ada protes keras bahwa dari tindakan itu akan tercium anti Semitik/Yahudi, yakni akan tercium permusuhan terhadap orang-orang Yahudi dan tercederai perasaan kebebasan beragama orang-orang Yahudi? Jika ini merupakan persoalan kehormatan kebebasan berekpresi, maka mengapa di Perancis, Jerman dan Austria orang-orang angkat bicara atau melakukan penentangan terhadap hal ini; dari segi undang- undang dinyatakan sebagai sebuah kejahatan (bila di katakan) bahwa dalam Perang Dunia II tidak ada pemusnahan etnis Yahudi. Jika dengan pemuatan karikatur-karikatur itu merupakan dorongan bagi orang-orang yang mendukung perbaikan agama di kalangan ummat Islam atau merupakan pembela orang-orang yang beraliran moderat dan ingin menyemarakkan adanya seminar-seminar dan diskusi-diskusi panel yang bertemakan kecerdasan berfikir, maka terhadap hal serupa itu tentu akan sangat sedikit orang-orang akan menaruh keberatan, tetapi apa pesan atau amanat yang diupayakan untuk disampaikan melalui karikatur-karikatur itu selain bahwa agama Islam adalah sebuah agama penuh kekerasan; karikatur-karikatur tu selain menyebarkan kemarahan ke empat penjuru, apa lagi peran positif yang ia lakukan? (Harian Jhang, London 7 Februari 2006, hal. 1-3)

Namun demikian, memang ada sedikit sikap atau karakter ummat Islam juga yang memberi mereka (Barat) peluang untuk melakukan tindakan seperti itu tetapi di kalangan mereka ada juga orang-orang baik yang memahami bagaimana menerangkan hakekat-hakekat yang sebenarnya.

Saya telah meminta laporan-laporan tentang reaksi-reaksi yang telah bermuculan di berbagai negara, yakni apa pandangan-pandangan yang telah diutarakan atau diungkapkan, baik dari pihak orang-orang Islam atau dari pihak wakil-wakil pemerintahan dunia Eropa maupun dari pihak perwakilan-perwakilan media. Di kalangan mereka sendiri, cukup besar jumlah orang-orang yang tidak menyukai langkah yang diambil oleh surat-kabar tersebut, tetapi bagaimanapun juga, sebagaimana yang sudah saya utarakan, ada saja di suatu waktu, ada saja sebentuk ungkapan-ungkapan atau jejak-jejak yang mereka tinggalkan yang dari itu menjadi nampak jelas kekejian cara berfikir mereka yang di dalamnya terdapat pemikiran-pemikiran yang kotor serta jauhnya mereka dari Tuhan — dan, menjadi terungkaplah pernyataan kebencian dan kecemburuan mereka terhadap Islam. Tetapi, saya akan katakan bahwa dengan sangat malang atau sangat disayangkan bahwa akibat reaksi-reaksi yang tidak benar dari beberapa pemuka-pemuka Islam, orang-orang itu memperoleh peluang untuk mencemarkan nama baik Islam — inilah hal-hal yang dari itu kemudian orang-orang ini mengambil faedah-faedah bagi keuntungan politik.

Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, sedemikian rupa sikap orang-orang yang disebut Islam, akibatnya pihak Pemerintah disini merasa dongkol — contohnya: tidak bekerja, kebanyakannya menganggur, duduk-duduk di rumah dengan memperoleh jaminan sosial dari Pemerintah maupun melakukan suatu perbuatan yang illegal, atau melakukan penggelapan pajak, dan banyak lagi perbuatan-perbuatan mereka yang tidak benar semacam itu — dengan demikian, orang-orang Islam sendirilah yang telah menyediakan peluang ini, kemudian bangsa yang ‘pintar’ ini mengambil keuntungan dari itu (dari sikap orang Islam tersebut).

Kadang-kadang kezaliman itu juga tengah dilakukan oleh pihak mereka, tetapi akibat reaksi yang salah dari pihak orang-orang Islam sendiri, maka orang-orang itu juga yang menjadi teraniaya dan orang-orang Islam mereka jadikan atau pojokkan dalam posisi menjadi orang-orang yang aniaya — memang, mungkin mayoritas orang-orang Islam menganggap tidak benar melakukan penghancuran seperti itu, tetapi kepemimpinan atau beberapa orang Islam yang melakukan kerusuhan itulah yang memperburuk citra Islam.

Kini, misalnya ada satu laporan dari Denmark tentang apa yang terjadi sesudah itu. Reaksi dari masyarakat Denmark ialah bahwa sesudah permohonan maaf media (di Denmark), orang-orang Islam juga hendaknya menerima permohonan maaf itu dan menyelesaikan masalah itu dengan cara damai supaya ajaran Islam yang sebenarnya bisa sampai kepada mereka dan kekerasan dapat dihindari; Kemudian, di televisi tengah berlangsung program tayangan yang mengatakan bahwa anak-anak disini (Denmark) ketika menyaksikan reaksi yang sedemikian rupa menentang orang-orang Denmark — bendera mereka dibakar dan Kedutaan mereka juga dibakar — maka mereka menjadi ketakutan dan tidak bisa berkomentar. Mereka tengah merasa seolah-olah ada bahaya perang mengancam dan mereka tengah diancam akan dibunuh.

Masyarakat umum maupun dari kalangan politisi, setelah melihat semua itu mereka menyatakan ketidaksenangannya dan muncul lagi sebuah reaksi bahwa sebagai ganti dari tindakan melukai perasaan orang-orang Islam, hendaknya mereka sendiri membangun sebuah mesjid yang didanai oleh penduduk disini lalu menyerahkannya kepada orang-orang Islam — Walikota Copenhagen menyukai usul ini. Mayoritas orang-orang Muslim juga – sebagaimana saya telah katakan — hendaknya mau menerima permintaan maaf mereka tersebut, akan tetapi seorang dari pemuka mereka yang merupakan wakil dari 27 kelompok Islam menyampaikan pernyataan sikap bahwa kendati surat kabar telah menyampaikan permintaan maaf namun sekali lagi katanya, mereka (orang-orang Denmark) harus datang ke hadapan mereka untuk meminta maaf, baru kemudian mereka akan pergi ke negara-negara Islam memberitahukan supaya orang-orang Islam menghentikan reaksi mereka — jadi, ini merupakan sebuah perbuatan yang menampakkan gambaran ‘Islam’ yang menyeramkan, bukannya mengulurkan angan perdamaian, namun sebaliknya kecederungan mereka hanya ke arah kerusuhan dan kekacauan.

Bagaimanapun juga, apabila reaksi itu salah, maka menzahirkannya dari segi yang lain pun akan salah juga — sebagaimana yang saya telah katakan bahwa apabila mereka telah meminta maaf dan lain-lain, atas sikap dan tindakannya, dan kemudian ketika reaksi orang-orang Islam muncul ke permukaan, maka atas hal itu kendati mereka ini yang aniaya, karena bagaimanapun juga mereka memang telah melakukan keaniayaan dan telah mengambil langkah yang sangat kotor, kini, justru mereka yang menjadi teraniaya, yakni lihatlah, mereka tengah meminta maaf sementara para pemuka Islam menjadi penghambat (tidak segera menerima maaf mereka), karena itu, orang-orang Islam itu harus juga menempuh cara-cara yang bijak dan harus merubah cara-cara mereka dalam memberikan reaksi.

Sebagaimana sebelumnya telah saya sampaikan — kalaupun ada — bahkan dengan penuh keyakinan saya katakan bahwa yang paling tersayat dan terluka akibat dimuatnya karikatur itu adalah hati kita, tetapi cara-cara kita bereaksi berbeda, tidak sama. Disini, saya juga memberitahukan bahwa tidak jauh dari kemungkinan – sebagaimana biasanya sebelumnya dari waktu ke waktu — mereka ini pun dimasa yang akan datang juga akan terus meninggalkan jejak (uneg-uneg) dan ada saja gerakan yang mereka lakukan sedemikian rupa yang kemudian itu melukai hati orang-orang Islam; dan bisa juga satu tujuannya adalah supaya dari segi undang-undang dibuat peraturan yang secara khusus diarahkan kepada orang-orang Islam yang datang dari Timur, terutama yang datang dari Indo-Pakistan atas dasar alasan itu — terlepas dari apakah mereka akan membuat pembatasan atau tidak — namun kita hendaknya harus menyesuaikan reaksi dan sikap kita sesuai dengan ajaran Islam dan sesuai dengan nilai-nilai luhur Islam.

Sebagaimana saya katakan bahwa sejak dari awal sudah ada persekongkolan atau konspirasi yang bekerja melawan Islam serta Yang Mulia Rasulullah saw tetapi karena Allah akan menjaganya dan ada janji bahwa Allah Taala akan terus melindungi (Islam dan melindungi Rasul- Nya) karena itu segenap upaya–upaya perlawanan menjadi gagal.

Pada zaman ini, untuk tujuan itu Dia telah mengutus Mirza Ghulam Ahmad dan pada masa ini, sebagaimana halnya Mirza Ghulam Ahmad, serta selanjutnya para Khalifah beliau dengan mengamalkan ajaran beliau telah memberikan bimbingan kepada Jemaat dan menunjukkan bagaimana seharusnya reaksi atas serangan yang ditimpakan pada pribadi Yang Mulia Rasulullahsaw, satu dua hasilnya yang telah tampak, itu akan saya sampaikan supaya kepada mereka yang melontarkan tuduhan terhadap orang-orang Ahmadi — bahwa dengan tidak ikutnya kita melakukan pemogokan maupun demonstrasi dan tidak ikut serta di dalamnya, kita tengah membuktikan bahwa diri kita tidak memiliki solidaritas atau rasa prihatin terhadap fitnah yang dilontarkan kepada Yang Mulia Rasulullahsaw – jasa-jasa Ahmadiyah harus nampak jelas kepada mereka. Reaksi kita, orang-orang Ahmadi, senantiasa seperti itu — dan hendaknya harus ada langkah-langkah yang karenanya ajaran dan teladan dari Yang Mulia Rasulullahsaw menjadi jelas; ajaran Kitab Suci Alquran menjadi jelas — setelah menyaksikan serangan yang tidak senonoh terhadap
Yang Mulia Rasulullahsaw itu, daripada melakukan aksi pengrusakan, (lebih baik kita) sambil bersujud di hadapan Allah kita menjadi orang-orang yang memohon pertolongan-
Nya.

Cara Menyikapi Hinaan Terhadap Rasulullah oleh Ahmadiyah

Sekarang saya akan memberikan dua contoh ghairat dan kecintaan Hadhrat Masih Mau’udas kepada Yang Mulia Rasulullahsaw — contoh pertama adalah Abdullah Atam, seorang Kristiani. Didalam bukunya berkenaan dengan Yang Mulia Rasulullahsaw, sambil mendemonstrasikan kekotoran pikirannya yang sedemikian kejinya, ia telah menggunakan kata -nauzubillah – ‘Dajjal’ terhadap Rasululahsaw – pada waktu itu, sedang berlangsung sebuah perdebatan dengan Mirza Ghulam Ahmad, yakni sedang terjadi sebuah diskusi berkenaan dengan Islam dan Kristen – Mirza Ghulam Ahmad mengatakan bahwa selama 15 hari saya terus sibuk dalam melakukan perdebatan; diskusi terus berjalan, namun secara diam-diam saya terus berdoa untuk teguran hukuman bagi Abdullah Atam, yakni supaya perkataan yang telah dia ucapkan itu berbalik menjadi hukuman untuknya. Mirza Ghulam Ahmad mengatakan bahwa tatkala perdebatan itu telah selesai maka kukatakan kepadanya bahwa satu corak perdebatan jelas telah berakhir, tetapi perdebatan corak lainya yang datang dari Tuhan akan tetap berlangsung dan itu adalah bahwa Tuan di dalam kitab anda ‘Di dalam Bible’ telah menyebut nama Nabi kami dengan sebutan dajjal/Anti Christ sedangkan saya mempercaya Yang Mulia Rasulullahsaw sebagai nabi yang benar dan meyakini bahwa Islam itu datang dari Allah.

Jadi, inilah pertandingan yang untuk itu keputusan ‘Langit’ yang akan menentukannya dan keputusan langit itu adalah bahwa siapa saja diantara kita berdua yang dusta di dalam pendakwaannya dan dengan cara yang tidak benar telah memanggil Rasul sebagai pendusta Dajjal/Anti Christ dan merupakan musuh kebenaran, maka dalam tempo lima belas bulan terhitung sejak hari ini, ia akan jatuh ke dalam neraka Hawiyah pada masa hidup orang yang benar, dengan syarat dia tidak kembali kepada kebenaran, yakni, tidak berhenti mengatakan nabi yang benar itu sebagai dajjal dan tidak berhenti melontarkan kata-kata kotornya — Hal ini dikatakan maksudnya supaya dipahami bahwa hanya sekedar mengingkari suatu agama di dunia ini seorang tidak dinyatakan berhak untuk mendapat azab tetapi seseorang dinyatakan berhak menerima hukuman apabila ia melakukan kelancangan dan cemohan dengan melontarkan katakata buruk.

Mirza Ghulam Ahmad mengatakan bahwa ketika saya mengatakan ini, maka wajahnya menjadi berubah, pucat pasi, dan tangannya mulai gemetar; maka, tanpa segan-segan dia menjulurkan lidahnya dan kedua tangannya memegang telinganya sambil mulai menggoyangkan kedua tangan beserta kepalanya seperti seorang tersangka pelaku kejahatan yang dengan sangat gigih mengingkari sebuah tuduhan dan sambil menyatakan penyesalan dengan rasa rendah hati dia menzahirkan dirinya dan berkali-kali dia mengatakan tobat/maaf, maaf saya tidak pernah lancang dan tidak sopan pada beliausaw, kemudian selanjutnya ia pun tidak pernah lagi berbicara menentang Islam — jadi, inilah reaksi ‘singa Tuhan’ akibat ghairatnya terhadap Yang Mulia Rasulullahsaw beliau menantang orang-orang yang melakukan gerakan-gerakan seperti itu.

Kemudian, seorang bernama Lekram yang biasa memaki- maki Yang Mulia Rasulullahsaw yang karena kata-kata kotornya itu Mirza Ghulam Ahmad telah berusaha untuk mencegahnya, akan tetapi ia tidak mau berhenti. Pada akhirnya Mirza Ghulam Ahmad berdo’a maka Allah memberitahukan akan kematiannya yang mengerikan. Berkenaan dengan itu Mirza Ghulam Ahmad mengatakan bahwa Allah telah berjanji kepada saya mengenai musuh Allah dan RasulNya yang bernama Lekram, yang biasa menghina Yang Mulia Rasulullahsaw dan biasa menggunakan kata-kata kotor kepada beliausaw, berkenaan dengan dirinya Allah mengabulkan doa-doaku. Dan ketika aku berdoa buruk untuknya, Allah memberi kabar gaib padaku bahwa dia akan binasa dalam tempo enam tahun — Ini merupakan tanda bagi mereka yang mencari agama yang benar — Maka, seperti itulah yang terjadi dan ia mati secara tragis.

Inilah cara-cara yang Mirza Ghulam Ahmad telah ajarkan kepada kita bahwa berilah pemahaman kepada mereka yang melakukan tindakan atau gerakan seperti itu; terangkanlah kepada mereka keindahan-keindahan akhlak mulia atau karakter Yang Mulia Rasulullahsaw; beritahukanlah kepada dunia kecantikan-kecantikan dan sisi-sisi cemerlang yang tersembunyi dari pandangan dunia, serta berdoalah kepada Tuhan supaya Allah menghentikan langkah-langkah mereka atau Dia Allah sendiri yang menghukum mereka — cengkeraman Tuhan itu memiliki cara-caranya sendiri, Dia Yang Maha Mengetahui dengan cara bagaimana Dia akan menjatuhkan hukuman.

Kemudian, di zaman Khilafat Tsaniah- Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, ada ditulis sebuah buku yang benar-benar sia-sia, tidak senonoh, berjudul Ranggila Rasul (Rasul yang berfoya-foya), lalu, sebuah majalah mingguan bernama Wartman telah memuat sebuah artikel yang sangat menghinakan sehingga timbul gejolak kemarahan di kalangan ummat Islam di India (dikalangan ummat Islam muncul gejolak dan reaksi yang sangat keras dari setiap penjuru). Atas hal itu, Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad, Khalifatul Masih II menyampaikan nasihat kepada orang-orang Islam:

“Hai saudara-saudaraku, saya dengan penuh rasa solidaritas yang sangat mendalam kembali mengingatkan kalian bahwa orang yang pemberani bukanlah orang yang berani berkelahi, orang seperti itu adalah pengecut karena ia dikalahkan oleh rasa emosinya.” –

Nah, hal ini sesuai dengan hadis yang mengatakan bahwa orang yang dapat menahan rasa amarahnya itulah pada hakekatnya orang yang pemberani; Beliau mengatakan bahwa seorang yang pemberani adalah seorang yang telah memiliki keinginan yang kuat dan ia tidak mundur kebe mengerjakannya. Beliau menjelaskan:

“Demi untuk kemajuan Islam, berjanjilah kalian untuk tiga hal : pertama, kalian akan menempuh jalan ketakwaan dan tidak akan memandang agama dengan sikap tidak peduli atau tidak akan mengabaikan agama; perbaikilah sendiri prilaku kalian; kedua, tanamkanlah sepenuhnya minat dalam upaya pertablighan Islam supaya setiap orang di dunia mengetahui ajaran Islam, mengetahui keindahan-keindahan Yang Mulia Rasulullahsaw, mengetahui kebaikan-kebaikan dan kecantikan kehidupan serta contoh Yang Mulia Rasulullahsaw; ketiga, kalian akan berusaha sepenuhnya menyelamatkan umat Islam dari perbudakan ekonomi dan budaya.”

Kini, hal ini menjadi tugas setiap orang Islam pada umumnya dan juga merupakan tugas kewajiban para pemimpin. Sekarang perhatikanlah, kendatipun ada kebebasan, negara-negara Islam yang dikatakan merdeka ini, meskipun mereka merdeka, namun mereka menjadi sasaran perbudakan sosial, ekonomi dan budaya — mereka (ummat Islam) bergantung pada negara-negara Barat itu; mereka gandrung meniru mereka, kita sendiri tidak bekerja; kebanyakan kita bergantung pada mereka — itulah sebabnya mengapa dari waktu ke waktu mereka terus mempermainkan perasaan
orang-orang Islam. Kemudian beliaura memerintahkan supaya mulai menyelenggarakan acara Siratun-Nabi — Inilah cara untuk melakukan protes-protes, bukannya dengan melakukan pengrusakan dan menimbulkan keributan dan kekacauan.

Hal-hal yang beliau telah nasehatkan kepada ummat Islam utamanya hal itu adalah ditujukan kepada para Ahmadi, beberapa tradisi-tradisi yang salah negara-negara itu, secara tidak disadari tengah menyelinap masuk kedalam keluarga kita — saya katakan kepada para Ahmadi bahwa kalian juga yang dijadikan sasaran — (karena itu) hal-hal baik atau budaya-budaya baik mereka ambillah itu, tetapi hal-hal yang buruk harus kalian hindari.

Semestinya reaksi balik kita adalah daripada hanya melakukan pengrusakan hendaknya perhatian kalian lebih cenderung melakukan penelitian pada diri sendiri atau melakukan introspeksi pada diri sendiri; kita melihat bagaimana amal kita sendiri; di dalam diri kita, seberapa banyak ada rasa takut kepada Allah; seberapa banyak kita memberi perhatian untuk beribadah pada-Nya; seberapa banyak perhatian kita untuk mengamalkan perintah-perintah-Nya; dan seberapa banyak perhatian diberikan kepada penyampaian tabligh atau penyampaian amanah-Nya.

Kemudian, perhatikanlah zaman Mirza Tahir Ahmad, Khalifah Ahmadiyah IV tatkala Salman Rusdhi telah menulis sebuah buku yang sangat menghina pada saat itu Khalifatul Masih pun telah menyampaikan beberapa khotbah (mengenai hal itu) serta menyuruh menulis sebuah buku. Lalu, sebagaimana saya katakan bahwa gerakan-gerakan ini akan terus ada? (sebab) pada awal tahun yang lalu, juga dimuat sebuah artikel tentang kehidupan Rasulullahsaw yang sejenis itu, saat itu juga saya telah mengingatkan, baik kepada Jemaat maupun badan-badan Jemaat, supaya menulis artikel-artikel; mengirimkan surat-surat (tanggapan) dan memperluas jaringan kontak; terangkanlah keindahan–keindahan dan kecantikan–kecantikan kehidupan Yang Mulia Rasulullahsaw — Jadi, ini adalah masalah memperlihatkan kepada dunia aspek-aspek cantik kehidupan Yang Mulia Rasulullahsaw yang tentunya ini tidak dapat diperoleh melalui tindakan pengrusakan. Oleh karena itu, bilamana setiap kalangan Ahmadi di setiap negara dan orang-orang terpelajar/cendekiawan dan orang-orang Islam yang bijak juga mereka ikut sertakan bahwa kalian pun perlihatkanlah reaksi ini secara penuh aman dan damai; tingkatkanlah kontak kalian dan menulislah, maka di setiap negara dan di setiap kalangan hujjah itu akan sempurna atau terpenuhi, dan bagi mereka yang ingin melakukan (upaya tetap menghina Rasulullahsaw) urusannya adalah dengan Allah.

Allah Taala telah mengutus Yang Mulia Rasulullahsaw sebagai rahmatan lil’alamiin rahmat bagi sekalian alam. Sebagaimana Dia sendiri berfirman: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau, melainkan sebagai rahmat bagi sekalian alam.” (Al-Anbiya: 107). Dan, sosok yang lebih agung dari beliau, tidak pernah ada yang lahir sebelum beliau sebagai wujud yang membagi-bagi rahmat, dan tidak akan bisa pula ada sesudah beliau. Ya, contoh beliaulah yang akan senantiasa tegak dan setiap Muslim hendaknya berusaha meneladaninya — dan untuk itu juga tanggung jawab terbesar ada pada pundak orang-orang Ahmadi bahwa amanat ini diserahkan kepada kita.

Singkatnya, bagaimanapun juga Yang Mulia Rasulullahsaw adalah – rahmatallil’aalamiin – rahmat bagi semesta alam, sementara orang-orang ini, gambar beliau yang seperti ini yang mereka kemukakan atau sajikan, yang akibatnya muncul paradigma dan bayangan yang sangat mengerikan.

Karena itu, kalian hendaknya menyampaikan kepada dunia, contoh kasih sayang dan rahmat Yang Mulia Rasulullahsaw, dan jelas bahwa untuk menyampaikan itu kepada dunia, orang-orang Islam harus mengubah perilaku mereka. Melakukan tindak kekacauan atau pengrusakan sama sekali jelas tidak ada celahnya untuk itu, sebab Rasulullahsaw juga senantiasa berusaha menghindari peperangan selama peperangan tidak dipaksakan pada beliau sesudah sampai di Madinah; lalu –dengan izin Allah, demi untuk melindungi diri, beliau terpaksa harus berperang; tetapi disana pun apa perintahnya:

Artinya: “Wahai orang-orang Islam, perangilah orang -orang yang memerangi kamu di jalan Allah, tetapi janganlah melampaui batas — Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Al Baqarah,2: 191)

Dan, Yang Mulia Rasulullahsaw merupakan wujud yang paling banyak mengamalkan syariat yang turun kepada beliau, karena itu, menyatakan pandangan yang tidak benar berkenaan dengan itu merupakan keaniayaan yang luar biasa. Singkatnya, sebagaimana yang mereka katakan: mereka telah meminta maaf dan ada laporan Muballigh kita bahwa seorang dari antara mereka telah meminta maaf dan telah mereka umumkan juga.

Sementara itu, orang-orang Islam lainnya kini tengah melampiaskan semangat mereka dalam corak pemogokan, demonstrasi, dan pengrusakan, sebab inilah bentuk reaksi mereka yaitu melakukan pengrusakan, pemogokan–pemogokan, sebaliknya, reaksi spontan Jemaat Ahmadiyah setelah itu, yang memang hendaknya dilakukan dan itulah yang terjadi, adalah dengan cara langsung menghubungi media tersebut — peristiwa ini bukanlah merupakan produk persoalan hari ini sehingga pemogokan-pemogokan dilangsungkan pada bulan Pebruari tahun 2006, peristiwa ini merupakan kejadian tahun lalu. Gerakan ini terjadi pada bulan September, maka pada waktu itu apa yang telah kita lakukan, sebagaimana yang telah saya kata kan, ini merupakan kejadian bulan September atau sebut saja pada permulaan bulan Oktober (2005) – Muballigh kita, saat itu juga segera menulis sebuah artikel secara terinci dan mengirimkannya ke harian di mana karikatur itu dimuat dan melakukan protes atas pemuatan karikatur itu; disampaikan kepada mereka bahwa sesuai dengan ajaran Hadhrat Masih Mau’udas beginilah reaksi kami – kami tidak akan turun ke jalan melakukan demonstrasi tetapi jihad pena-lah yang akan kami lakukan terhadap kalian; dan kami menyesalkan pemuatan gambar itu — memang, kebebasan berpendapat itu ada, tetapi bukanlah maksudnya dengan
alasan itu orang lain disakiti.

Walhasil, ada reaksi yang positif, ada satu lagi artikel yang dikirim kepada harian itu dan harian ini pun telah memuatnya, dari pihak masyarakat Denmark reaksinya sangat bagus dan Missi kita menerima pesan lewat telepon maupun surat-surat yang menyatakan bahwa mereka menyukai artikel kita. Kemudian dari pihak President Journalist Association (pimpinan persatuan wartawan) menyampaikan undangan kepada kita untuk hadir dalam pertemuan dan kita pergi kesana dan disana dijelaskan (kepada mereka) bahwa memang benar undang-undang Tuan mengizinkan kebebasan untuk menyampaikan pendapat tetapi bukanlah berarti bahwa kalian tidak harus menghormati pemuka agama-agama lain dan mengganggap remeh wujud-wujud yang layak dihormati di kalangan mereka; dan orang-orang Islam dan Kristen yang tinggal berdampingan dalam masyarakat disini, walau bagaimanapun, perlu diperhatikan perasaan mereka, karena tanpa itu perdamaian dan keamanan tidak akan bisa ditegakkan.

Kemudian kepada mereka diberitahukan bahwa betapa indahnya ajaran Yang Mulia Rasulullah saw dan bagaimana contoh beliau saw serta betapa beliau memiliki akhlak yang luhur; betapa solidaritas beliau saw kepada orang-orang serta betapa tingginya rasa solidaritas dan rasa simpati beliau kepada makhluk Allah, dan beliau adalah penjelmaan yang kongkrit dari kasih sayang — ketika kami [kita] memaparkan beberapa kejadian -kejadian dan contoh-contoh, lalu mengatakan bahwa tolonglah beritahukan, berkenaan dengan orang yang memiliki ajaran seperti itu dan memiliki karakteristik seperti itu, apakah boleh membuat karikatur semacam itu? Ketika Muballigh kita menerangkan kepada mereka hal-hal seperti ini, mereka menyukai dan memujinya, dan seorang kartunis serta merta menyatakan kesannya dengan spontan bahwa seandainya sebelumnya pernah ada pertemuan yang seperti ini, maka mereka sama sekali tidak akan membuat karikatur.

Kini, mereka telah memaklumi apa ajaran Islam dan mereka semua mengatakan, benar, hendaknya rangkaian dialog terus diadakan; Kemudian, dari pihak pimpinan asosiasi wartawan dikeluarkan sebuah press-release yang draftnya juga diperdengarkan kepada semua yang hadir; dan, tatkala diadakan wawancara dengan televisi juga, kesannya sangat positif; Lalu, diadakan juga rapat dengan Menteri — Singkatnya, Ahmadiyah telah melakukan upaya-upaya; di negara-negara lain juga telah berlangsung seperti itu.

Walhasil, darimana asal mula kejadiannya ini berawal disana Ahmadiyah cukup banyak melakukan sesuatu dan faktor dibuatnya karikatur ini adalah sebuah buku yang diterbitkan oleh seorang penulis Denmark yang terjemahannya adala Kehidupan Yang Mulia Rasulullahsaw dan Al Quran yang telah beredar di masyarakat. Orang-orang dari penerbit buku itu minta dikirimi gambar–gambar Rasulullahsaw yang dilukis; maka sejumlah orang membuat gambar-gambar itu; itulah gambar-gambar yang nama pelukisnya tidak mereka cantumkan karena (takut) nanti akan ada reaksi orang-orang Islam. Singkat kata, buku itulah yang tengah menjadi penyebab, dan di surat kabar itu pun, karikaturlah yang menjadi penyebab, maka berkenaan dengan itu pun mereka hendaknya tetap berupaya secara berkesinambungan. Dan di dunia, di setiap tempat, jika setelah membaca buku itu dimana-dimana pun ada hal-hal yang bersifat kritikan atau pertanyaan, maka itu hendaknya dikemukakan dan diberikan jawaban.

Tetapi disana, di Denmark juga ada rumor (kabar angin) yang mengatakan bahwa dengan perantaraan sebagian orang-orang Islam, karikatur salah atau tak senonoh yang kami tidak menyebarkannya atau tidak dimuat dalam surat kabar, itu yang mereka perlihatkan lalu mereka berupaya membakar emosi ummat Islam – tidak diketahui secara pasti apakah ini benar atau tidak, namun akibat perhatian atau respon kita yang tanggap itu, dikalangan mereka telah lahir kesadaran — ini persis dilakukan pada waktu itu, sementara orang-orang (Islam) ini sekarang baru mengetahui, padahal ini terjadi tiga bulan yang lalu.

Jadi, sebagaimana saya telah katakan bahwa di setiap negara perlu diterangkan aspek-aspek sejarah kehidupan Yang Mulia Rasulullahsaw, khususnya berkenaan dengan sebuah paradigma ‘gila perang’ yang dikaitkan dengan Islam, menolaknya dengan argumentasi-argumentasi merupakan kewajiban kita — sebelumnya juga, sebagaimana yang saya telah katakan bahwa hendaknya sebanyak-banyaknya menulis di media masa dan buku-buku, sejarah Rasulullahsaw, juga bisa dikirimkan kepada para penerbit harian-harian dan para penulis-penulis itu. Kemudian, ini pun ada sebuah masukan untuk masa yang akan datang, dalam hal ini pun Jemaat harus membuat perencanaan bahwa para pemuda hendaknya sebanyak-banyaknya terjun menekuni bidang jurnalistik, bagi mereka yang menaruh minat pada bidang ini, supaya di dalam media masa atau persuratkabaran juga, di tempat-tempat itu, dan di kalangan orang-orang itu juga ada pengaruh kita sebab gerakan-gerakan ini kadang-kadang secara sporadis akan terus muncul. Jika kita melakukan sebanyak-banyaknya dan seluas-luasnya kontak dengan media, maka hal-hal itu akan bisa dicegah, gerakan-gerakan yang tidak senonoh itu dapat dicegah. Seandainya, tetap saja sesudah itu ada orang tak bermalu tetap bersikeras, maka orang-orang seperti itu akan termasuk dalam kelompok orang-orang yang Allah telah menurunkan laknat-Nya atas mereka di dunia dan juga di Akhirat, sebagaimana firman-Nya: Yakni, “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya, Allah mengutuk mereka di dunia dan di akhirat, dan Dia menyediakan bagi mereka azab yang
menghinakan.” (Al-Ahzab, 33:58).

Hukum (Allah) ini belum berakhir — Yang Mulia Nabi kita saw adalah Nabi yang ‘hidup’, ajaran beliau merupakan ajaran yang senantiasa memberikan kehidupan, syariat beliausaw merupakan syariat yang memberikan solusi bagi segala macam permasalahan di setiap zaman; dengan mengikutinya, seorang bisa meraih kedekatan kepada Allah. Oleh karena itu, penderitaan yang kini ditimpakan kepada orang-orang yang mengimani beliausaw, dengan perantaraan apa saja, pada hari ini ayat itu pun dapat merujuk atau dapat mengacu (kepada mereka) — Dzat Allah merupakan Dzat Yang Hidup, Dia tengah melihat bagaimana gerakan-gerakan yang tengah mereka kerjakan, oleh karena itu, memberitahukan kepada dunia merupakan kewajiban kita, yakni kepada dunia harus disampaikan bahwa rasa sakit dan penderitaan yang kalian timpakan itu, hari ini pun Allah memiliki kekuatan untuk menghukumnya, maka dari itu berhentilah menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Tetapi, sejauh mana untuk itu kalian harus memberitahukan kepada dunia tentang ajaran Islam dan contoh Yang Mulia Rasulullahsaw, disana juga kalian harus mengadakan reformasi dalam karakter kalian juga, karena amal kita sendirilah yang akan dapat menutup mulut dunia, dan inilah yang dalam hal membungkam mulut dunia memiliki peran yang paling efektif.

Sebagaimana saya telah beritahukan, dilaporkan bahwa disana kepada seorang ulama Islam pun tuduhan munafiq inilah yang dilontarkan bahwa disini lain yang ia katakan dan sampai disana lain lagi yang ia kerjakan, pekerjaannya hanya menghasut – seperti itu laporannya (saya belum membacanya) — oleh karena itu, hendaknya secara zahir maupun batin kalian, ucapan dan perbuatan kalian selaras atau seirama, baru contoh praktisnya ini kalian perlihatkan.

Kepada orang-orang yang dikatakan Islam pun saya juga ingin mengatakan, baik mereka itu orang Ahmadiyah atau bukan, baik mereka orang Syiah atau Ahlussunnah waljamaah, atau termasuk dalam penganut sekte Islam yang manapun, bahwa jika terjadi penyerangan terhadap pribadi Yang Mulia Rasulullahsaw, maka, daripada memperlihatkan gejolak reaksi yang bersifat sesaat; daripada membakar bendera; daripada melakukan pengrusakan dan daripada penyerbuan ke kantor-kantor Kedutaan, adakanlah perbaikan di dalam amal kalian sendiri, sehingga orang lain tidak akan dapat memperoleh kesempatan untuk menudingkan telunjuknya melakukan protes. Apakah dengan melakukan pembakaran kita berfikir bahwa kemuliaan dan kedudukan Rasulullahsaw –nauzubillah – hanya sebatas itu saja nilainya, yakni dengan membakar bendera dan membakar kedutaan suatu negara, artinya kita telah melakukan tindakan pembalasan yang setimpal? Sama sekali tidak! Kita adalah orang-orang yang mengimani nabi yang telah datang untuk memadamkan api. Ia telah datang sebagai Duta Perdamaian, dan merupakan Pangeran Perdamaian; Oleh karena itu, daripada menempuh jalan kekerasan, lebih baik berikanlah pemahaman kepada dunia dan terangkanlah tentang keindahan ajaran beliausaw –

Semoga Allah Taala menganugerahi akal atau kearifan serta pemahaman kepada orang-orang Islam umumnya. Tetapi kepada orang-orang Muslim Ahmadi pun saya katakan — mereka, yakni orang-orang Islam, kita tidak mengetahui apakah mereka dapat memaham atau tidak — diantara kalian; setiap anak kalian; baik tua maupun muda, baik pria maupun wanita, sebagai reaksi terhadap karikatur tidak senonoh yang dimuat ini, ikut sertakanlah diri kalian bersama orang-orang yang menyalakan api, api yang tidak pernah padam, api yang bukan merupakan api yang membakar bendera suatu negara atau membakar harta benda lainnya yang padam dalam beberapa menit atau beberapa jam — kini dengan penuh semangat orang-orang pada berdiri (ada sebuah photo peristiwa di Pakistan) orang-orang sedang melakukan pembakaran, seakan mereka tengah menaklukkan suatu pertarungan besar, padahal api (yang mereka nyalakan) ini akan padam dalam jangka waktu lima menit — sedangkan api kita hendaknya merupakan api yang senantiasa berkobar, yakni api cinta dan fana kepada Yang Mulia Rasulullahsaw yang merupakan api mengamalkan atau mengadopsi contoh beliausaw dan api yang mempertunjukkan kepada dunia siapa beliau sebenarnya, yang sekali ia menyala maka biarkanlah itu terus menerus menyala; yakni api yang dapat menjelma atau dituangkan dalam bentuk doa-doa dan nyalanya setiap saat terus menerus sampai menjangkau langit.

Jadi, inilah api yang setiap Ahmadi harus nyalakan di dalam kalbu mereka dan mewujudkan serta menuangkan rasa sakit mereka (karena penetang Islam menghina Rasulullahsaw) di dalam bentuk doa-doa, tetapi, untuk itu tetaplah Yang Mulia Rasulullahsaw sebagai perantara. Untuk pengabulan doa-doa kita dan untuk menarik kasih sayang Allah, untuk terhindar dari hal-hal dunia yang sia-sia, untuk tetap melindungi diri kalian dari fitnah-fitnah yang muncul seperti itu, untuk tetap menjadikan tetap menyalanya api kecintaan kepada Yang Mulia Rasulullahsaw di dalam kalbu kita, untuk memperindah kehidupan dunia dan akhirat kita, hendaknya harus menyampaikan shalawat yang tidak terhitung banyaknya kepada Yang Mulia Rasulullahsaw, hendaknya mengirim shalawat sebanyak-banyaknya. Di dalam aman yang penuh fitnah ini, untuk tetap membenamkan diri dalam kecintaan kepada Rasulullahsaw, untuk tetap menegakkan generasi kita di dalam Ahmadiyah dan Islam, setiap Ahmadi harus mengikuti secara ketat perintah Allah Taala ini bahwa:

“Wahai orang-orang yang beriman! Kalian pun kirimlah shalawat dan salam padanya — sebab Allah dan para malaikat-Nya mengirim shalawat pada nabi. (33:57).

Suatu ketika — bahkan ada banyak rujukannya tentang ini — Yang Mulia Rasulullahsaw pernah bersabda bahwa shalawat yang dikirim Allah dan para malaikat kepadaku cukup untukku sedangkan perintah kepada kalian supaya mengirim shalawat adalah untuk melindungi kalian – oleh karena itu, supaya doa-doa kita terkabul, kita perlu shalawat itu.

Sedangkan kelanjutan bagian pertama dari ayat dan hadis ini, dari itu terdapat jaminan akan hal itu bahwa untuk menjatuhkan kedudukan Rasululahsaw dan memperolok- olok beliausaw kendati bagaimanapun orang-orang ini berupaya, berkat doa keselamatan yang Allah dan para malaikat-Nya senantiasa kirimkan, dengan doa-doa keselamatan mereka, para penentang tidak akan pernah berhasil. Dengan serangan-serangan kepada pribadi beberkat Yang Mulia Rasulullahsaw mereka tidak akan pernah dapatmemperoleh apa-apa. Dan insyaallah Islam telah dipastikan memperoleh kemajuan di dunia dan akan memperoleh kemenangan di dunia dan bendera Rasulullahsaw akan dikibarkan di seluruh dunia — Sebagaimana yang sudah saya katakan bahwa pada zaman ini Allah telah menakdirkan ini melalui perantaraan pencinta sejati beliausaw, yakni Almasih al-Mau’uud Mirza Ghulam Ahmad.

Ada sebuah kutipan yang merupakan referensi dariMaulvi Abdul Karim Sialkoti, beliau mengatakan bahwa satu kali saya sendiri mendengar dari Hadhrat Imam Mahdias beliau bersabda bahwa pengaruh dari shalawat dan karena sering-sering membacanya, Allah telah menganugerahkan derajat/kedudukan ini kepadaku dan beliau bersabda bahwa aku melihat karunia-karunia atau berkat-berkat Allah dalam bentuk cahaya yang mengagumkan pergi menuju kepada Yang Mulia Rasulullahsaw dan setelah sampai disana lalu terserap ke dalam dada Yang Mulia Rasulullahsaw dan setelah keluar dari sana, ia lalu menjadi aliran-aliran yang mengalir yang tiada terhitung jumlahnya dan itu kemudian sampai kepada setiap orang yang berhak sesuai dengan bagiannya. Sesungguhnya, tidak ada berkat yang bisa sampai kepada yang lain tanpa melalui Yang Mulia Rasulullahsaw; Kemudian bersabda bahwa apa shalawat itu? Shalawat itu adalah menggerakkan Arasy,

Yang Mulia Rasulullahsaw yang darinya aliran-aliran nur keluar, barangsiapa yang ingin meraih karunia Allah dan berkat-Nya, maka dia harus banyak-banyak membaca shalawat, sehingga terjadi gerakan di dalam berkat dan ka runia itu. (Surat Kabar Al-Hakam, jilid 7, no.8 halaman 7).

Mudah-mudahan, kita dapat selamat dari fitnah-fitnah zaman ini dan untuk tetap menegakkan kecintaan kepada Yang Mulia Rasulullahsaw di dalam kalbu-kalbu; untuk menyebarkan ajaran yang beliau bawa di dunia, seraya mengirim shalawat kepada beliau serta tunduk bersujud di hadapan Allah, sambil memohon kepada-Nya supaya kita terus menjadi pewaris karunia dan berkat-Nya – Semoga Allah menolong kita.

Label:

posted by Gosya Center @ 11.23  
0 Comments:

Posting Komentar

<< Home
 
About Me

Name: Gosya Center
Home:
About Me:
See my complete profile
Histats
Previous Post
Archives
Links
Love for all
Khilafat Ahmadiyya





~Love for All Hatred for None~
© Islam Maniak Blogger Templates by Gosya Center and E-mail
~"Jazakumullah ahsanal jaza"~
"Terima kasih atas silaturahimnya"